ngawi ramah: Kripik Tempe Khas Ngawi

Kripik Tempe Khas Ngawi

Sentra industri rumahan keripik tempe di Dusun Sadang, Desa Karangtengah Prandon, Kecamatan/Kabupaten Ngawi, merupakan kawasan pembuat camilan berbahan baku kedelai terbesar di wilayah Karesidenan Madiun. Meski awalnya, hanya sebagai kampung penghasil tempe sayur rumahan, seiring berjalannya waktu jumlah perajin keripik tempe ini kian tak terbendung.
Pengusaha keripik tempe yang mulai berkembang sejak 1985 ini diperkirakan telah mencapai 400 orang. Hampir setiap tahun, kondisinya terus bertambah. Bahkan, sekarang tidak hanya di Sadang, namun berkembang ke perkampungan sebelahnya, di Desa Ngawi Purba, Kecamatan/Kabupaten Ngawi.

Jika Anda mengadakan perjalanan ke Jawa Timur dan melewati Kota Ngawi, tak ada salahnya mampir ke kampung penghasil keripik tempe, Sadang. Ngawi, kota kecil yang masyarakatnya menggantungkan hidup dari bisnis rumah tangga selain bertani. Di Desa Sadang inilah penghasil keripik tempe berkualitas bisa diperoleh. Sadang, kurang lebih 2 kilometer dari pusat kota, sehingga mudah ditemukan. Karena popularitas Sadang inilah, Ngawi juga dijuluki sebagai kota keripik.
Tidak hanya itu, selain harganya murah cemilan khas Sadang ini diakui memiliki citarasa dan tekstur khas. Bercermin dari usaha rumahan, produksi keripik tempe Sadang ini bisa dibilang menjanjikan. Tidak hanya bahan baku yang mudah didapat, juga cara membuatnya pun tidak rumit.
Namun, perlu disadari semakin ketatnya persaingan industri bisnis kuliner di masyarakat sekarang khususnya makanan khas daerah, sehingga perlu dicermati kelangsungannya. Mengingat, di pasaran kini sangat beragam jajanan baik jenis, merek, hingga kemasannya yang lebih memikat hati dan selera konsumen. Dengan kata lain, jangan sampai oleh-oleh khas suatu daerah akan lenyap begitu saja karena peminat yang semakin menipis dan berujung pada pemberhentian produksi karena gulung tikar, kalah, dan bangkrut bersaing dengan produksi pabrik yang kian hari kian membius. Hal yang sungguh menyayangkan bukan?
Kreativitas produksi makanan khas daerah ini seharusnya menjadi ikon sekaligus penanda khas suatu daerah, idealnya mampu membawa nama suatu daerah ke permukaan. Bahkan, bisa menjadi contoh untuk daerah lain. Jika demikian yang terjadi, maka para pengais dan pelaku di industri makanan khas daerah yang biasanya marak sebagai industri rumah tangga ini harus pintar-pintar dan mampu berpikir kreatif dan inovatif menciptakan dan mempertahankan hasil kreasinya agar tetap langgeng memperoleh kepercayaan masyarakat.
Seperti keripik tempe Sadang yang selama ini hanya dikenal dengan satu rasa saja mungkin sudah saatnya berbenah diri dengan inovasi menciptakan rasa baru tanpa mengubah kekhasan citarasa kreasinya yang asli. Tidak hanya itu, bentuk dan potongan tempe pun tidak harus selalu kotak, bisa dimodifikasi berbentuk bulat, segitiga, ataupun model lainnya untuk lebih menarik konsumen.
Dan untuk kemasannya pun juga bisa dipercantik dengan tampilan yang lebih menarik pula yang tidak kalah bersaing dengan makanan serupa produksi pabrik. Dengan demikian, kepercayaan dari masyarakat pun akan bertambah jika pihak perajin keripik tempe ini juga memerhatikan betul kelangsungan dari hasil produksinya dan yang pasti untuk mengubah anggapan bahwa keripik tempe adalah makanan jadul, makanannya wong ndeso.

berbagai sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Copyright © ngawi ramah Urang-kurai